Kredit rumah syariah adalah jenis pinjaman yang disediakan oleh lembaga keuangan yang mengikuti prinsip-prinsip syariah, atau hukum agama Islam. Prinsip-prinsip tersebut mengharuskan lembaga keuangan untuk menghindari transaksi yang dianggap haram, seperti bunga, dan mengutamakan prinsip keadilan dalam mengelola dana.
Kredit rumah syariah biasanya digunakan untuk membeli atau membangun rumah, tetapi juga bisa digunakan untuk keperluan lain, seperti renovasi rumah atau membeli tanah.
Berbeda dengan kredit rumah biasa, kredit kepemilikan rumah syariah tidak menggunakan bunga sebagai sumber pendapatan. Sebagai gantinya, lembaga keuangan akan menetapkan harga jual atas barang yang dibiayai, dan menagih selisih antara harga jual dan harga beli sebagai pembayaran.
Misalnya, jika lembaga keuangan menagih selisih 10% dari harga beli, maka pembayaran yang harus dibayarkan oleh peminjam adalah 110% dari harga beli.
KPR syariah juga biasanya menyertakan beberapa persyaratan tambahan, seperti kewajiban mematuhi prinsip-prinsip agama Islam dalam kehidupan sehari-hari, dan mungkin juga memerlukan adanya nasabah atau penjamin yang memiliki hubungan kekerabatan dengan peminjam.
Keuntungan kredit rumah syariah
Ada beberapa keuntungan yang bisa diperoleh dari kredit kepemilikan rumah syariah:
Tidak ada bunga
Karena kredit rumah syariah tidak menggunakan bunga sebagai sumber pendapatan, maka peminjam tidak perlu khawatir tentang biaya tambahan yang muncul dari bunga.
Proses pengajuan lebih mudah
Biasanya, lembaga keuangan yang menyediakan kredit rumah syariah lebih fleksibel dalam memberikan persetujuan kredit. Selain itu, proses pengajuan kredit rumah syariah juga biasanya lebih cepat dan tidak terlalu rumit.
Mengikuti prinsip-prinsip agama Islam
Bagi orang yang beragama Islam, mengikuti prinsip-prinsip agama dalam kehidupan sehari-hari merupakan hal yang penting. Dengan memilih kredit rumah syariah, mereka bisa memenuhi kewajiban tersebut.
Risiko kredit macet lebih rendah
Karena lembaga keuangan yang menyediakan kredit kepemilikan rumah syariah biasanya lebih selektif dalam memberikan persetujuan kredit, maka risiko kredit macet lebih rendah.
Kekurangan kredit rumah syariah
Ada beberapa kekurangan yang bisa diperoleh dari kredit kepemilikan rumah syariah:
Tingkat suku bunga yang lebih tinggi
Biasanya, tingkat suku bunga dari kredit rumah syariah lebih tinggi dibanding kredit rumah biasa. Hal ini dikarenakan lembaga keuangan yang menyediakan kredit rumah syariah harus menggantikan sumber pendapatan yang biasanya didapat dari bunga.
Jumlah pembayaran yang lebih besar
Karena kredit rumah syariah menggantikan bunga dengan selisih harga jual dan harga beli, maka jumlah pembayaran yang harus dibayarkan oleh peminjam mungkin lebih besar dibanding kredit rumah biasa.
Persyaratan yang lebih ketat
Biasanya, lembaga keuangan yang menyediakan kredit kepemilikan rumah syariah memiliki persyaratan yang lebih ketat dibanding kredit rumah biasa, seperti kewajiban mematuhi prinsip-prinsip agama Islam dalam kehidupan sehari-hari, atau memerlukan adanya nasabah atau penjamin yang memiliki hubungan kekerabatan dengan peminjam.
Pilihan jenis pembayaran terbatas
Biasanya, kredit kepemilikan rumah syariah hanya menyediakan beberapa jenis pembayaran, seperti pembayaran bulanan atau pembayaran dibayarkan secara langsung. Pilihan jenis pembayaran yang tersedia mungkin tidak sesuai dengan kebutuhan peminjam.
Sebaiknya pertimbangkan keuntungan dan kekurangan tersebut sebelum memutuskan untuk mengajukan kredit rumah syariah.
Cara kredit rumah syariah
Berikut ini adalah tahap-tahap umum yang perlu dilakukan untuk mendapatkan kredit rumah syariah:
- Cari tahu tentang lembaga keuangan yang menyediakan kredit rumah syariah. Biasanya, lembaga keuangan tersebut adalah bank syariah atau lembaga keuangan lain yang mengikuti prinsip-prinsip syariah.
- Tentukan jenis kredit rumah yang sesuai dengan kebutuhan. Biasanya, lembaga keuangan menyediakan beberapa jenis kredit rumah syariah, seperti kredit rumah syariah untuk pembelian atau pembangunan rumah, kredit kepemilikan rumah syariah untuk renovasi rumah, atau kredit kepemilikan rumah syariah untuk pembelian tanah.
- Tentukan jumlah pinjaman yang dibutuhkan. Biasanya, lembaga keuangan akan menetapkan batas maksimal jumlah pinjaman yang dapat diberikan, yang bergantung pada jenis kredit dan profil nasabah.
- Persiapkan dokumen yang diperlukan. Biasanya, lembaga keuangan akan meminta dokumen-dokumen seperti surat keterangan kerja, slip gaji, dan laporan keuangan pribadi. Selain itu, lembaga keuangan juga mungkin meminta adanya nasabah atau penjamin yang memiliki hubungan kekerabatan dengan peminjam.
- Ajukan permohonan kredit. Setelah dokumen yang diperlukan tersedia, peminjam bisa mengajukan permohonan kredit kepemilikan rumah syariah ke lembaga keuangan yang dipilih.
- Tunggu hasil persetujuan. Lembaga keuangan akan memproses permohonan kredit dan memberikan keputusan setelah melakukan verifikasi dokumen dan mengevaluasi profil nasabah. Jika permohonan diterima, lembaga keuangan akan mengeluarkan surat perjanjian kredit yang harus ditandatangani oleh peminjam.
- Bayar uang muka dan mulai membayar cicilan. Setelah surat perjanjian ditandatangani, peminjam harus membayar uang muka sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam surat perjanjian. Selanjutnya, peminjam harus membayar cicilan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Contoh simulasi kredit rumah syariah
Berikut ini adalah contoh simulasi kredit rumah syariah yang bisa memberikan ide tentang bagaimana cara menghitung pembayaran cicilan kredit kepemilikan rumah syariah:
- Harga beli rumah: Rp 1 miliar
- Jangka waktu kredit: 10 tahun
- Harga jual rumah: Rp 1,2 miliar
- Selisih harga jual dan harga beli: 10%
Total pembayaran: Rp 1,1 miliar (harga jual rumah dikurangi harga beli rumah)
Uang muka: Rp 100 juta (10% dari harga beli rumah)
Total cicilan: Rp 1 miliar (total pembayaran dikurangi uang muka)
Besar cicilan per tahun: Rp 100 juta (total cicilan dibagi jangka waktu kredit)
Jadi, dalam contoh di atas, Anda harus membayar cicilan sebesar Rp 100 juta per tahun selama 10 tahun untuk mendapatkan kredit rumah syariah sebesar Rp 1 miliar.
Namun, perlu diingat bahwa contoh di atas hanya merupakan simulasi, dan kondisi yang sebenarnya mungkin akan berbeda tergantung pada lembaga keuangan yang dipilih, profil nasabah, dan faktor-faktor lainnya.
Sebaiknya pertimbangkan keuntungan dan kekurangan dari kredit kepemilikan rumah syariah sebelum memutuskan untuk mengajukannya.
Baca Artikel dan Berita yang lain via Google News